Didepan komputer, mendekap kucing dipangkuanku
Diiringi kagu dari kang iwan fals
Satu-satu... yah satu-satu...
Satu-satu apapun yang dimiliki akan hilang berganti
Satu-satu yang ada akan hilang dan pergi
Satu-satu yang terjadi akan terlupakan
Satu-satu yang ada akan musnah
Semuanya akan silih berganti
Semuanya akan berubah
Semuanya akan terjadi apa yang harus terjadi
Semuanya tak akan mungkin kembali apa yang telah terlewati
Daun daun yang berguguran
Yah,, satu-satu akan berguguran
Pagi juni, dan selamat pagi untuk bulan-bulan yang akan datang
Aku akan terus mengayunkan langkah
Totalitas dalam mengayunkan langkah
Totalitas sebelum menyesal karena semuanya akan terjadi
Dan tak akan pergi kembali
write is my style - saat pena terangkat dan tinta mulai mengering akan terukir sandi-sandi bahasa -
Selasa, 24 Juni 2014
Kamis, 12 Juni 2014
Angin Hujan Malam
Senja mulai menutupin awan
Langit menjadi kemerahan
Lambat laun menjadi hitam
Hilang malam ku ini
Diabanjiri air dan Angin malam
Bintang dan bulan telah bertepi
Kini hanya kesunyian dibalaik angin
Dan iringan tetesan air hujan yang menemani
Aku disini mulai dingin dalam sunyi
Tak mau aku menghujat malam
Karena hitam diciptakan memang untuk malam
Tak mau aku menghujat hujan
Karena air memang harus diturunkan
Bukan berarti air dan gelapnya malam adalah rintihan
Ini adalah sebuah penciptaan alam yang sudah sempurna
Silih berganti dalam kehidupan
Biarkan saja gelap, hujan dan angin malam
Terus merasuk dan menerpa
Namun tetaplah yakin, bahwa hari esok
Mentari pagi mentari akan bersinar menyambut senyumanmu
Langit menjadi kemerahan
Lambat laun menjadi hitam
Hilang malam ku ini
Diabanjiri air dan Angin malam
Bintang dan bulan telah bertepi
Kini hanya kesunyian dibalaik angin
Dan iringan tetesan air hujan yang menemani
Aku disini mulai dingin dalam sunyi
Tak mau aku menghujat malam
Karena hitam diciptakan memang untuk malam
Tak mau aku menghujat hujan
Karena air memang harus diturunkan
Bukan berarti air dan gelapnya malam adalah rintihan
Ini adalah sebuah penciptaan alam yang sudah sempurna
Silih berganti dalam kehidupan
Biarkan saja gelap, hujan dan angin malam
Terus merasuk dan menerpa
Namun tetaplah yakin, bahwa hari esok
Mentari pagi mentari akan bersinar menyambut senyumanmu
Senin, 09 Juni 2014
Maaf dan Sabar Tanpa Batas
Mungkin kalian pernah merasakan perihnya patah hati
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan perihnya lubang di hati
Mungkin kalian pernah merasakan sakit hati
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan matinya hati
satu-satu luka yang tergores belum mengering
namun, sudah disiram air keras
satu-satu maaf yang baru terucap
namun, tetap tak mengerti arti maaf
Dimanakah kau letakkan hatimu ?
benarkah jauh diufuk otakmu ?
Tak tahukah engkau jika nafasmu kini
Tak berarti esok tak akan terhenti
Tak sadarkah engkau jika harimu kini
Tak berarti esok kan melihat mentari lagi
Teruslah terus kau ukirkan dan kau goreskan
Hingga terkikis dan semakin meruncingkan hati
Teruslah terus kau hujamkan dan kau hancurkan
Hingga maaf dan sabar terkikis menjadi debu
Namun satu hal yang ku tanam kan dalam jiwaku
Meski hancur menjadi debu
Meski luka semakin meradang
Meski hati semakin membatu
Aku terlalu malas untuk menyalahkan dan membenci orang lain
Memberikan maaf dan sabar tanpa batas
Akan kudobrak semua dinding-dinding pembatas
Meski darah melumuri seluruh jiwa dan raga
Karena aku punya tekad dan keyakinan
Jika maaf dan sabar tanpa batas
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan perihnya lubang di hati
Mungkin kalian pernah merasakan sakit hati
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan matinya hati
satu-satu luka yang tergores belum mengering
namun, sudah disiram air keras
satu-satu maaf yang baru terucap
namun, tetap tak mengerti arti maaf
Dimanakah kau letakkan hatimu ?
benarkah jauh diufuk otakmu ?
Tak tahukah engkau jika nafasmu kini
Tak berarti esok tak akan terhenti
Tak sadarkah engkau jika harimu kini
Tak berarti esok kan melihat mentari lagi
Teruslah terus kau ukirkan dan kau goreskan
Hingga terkikis dan semakin meruncingkan hati
Teruslah terus kau hujamkan dan kau hancurkan
Hingga maaf dan sabar terkikis menjadi debu
Namun satu hal yang ku tanam kan dalam jiwaku
Meski hancur menjadi debu
Meski luka semakin meradang
Meski hati semakin membatu
Aku terlalu malas untuk menyalahkan dan membenci orang lain
Memberikan maaf dan sabar tanpa batas
Akan kudobrak semua dinding-dinding pembatas
Meski darah melumuri seluruh jiwa dan raga
Karena aku punya tekad dan keyakinan
Jika maaf dan sabar tanpa batas
Sabtu, 07 Juni 2014
Dua Hal Yang Tak Mungkin
Membenci dan mencinta memang berbeda
Namun keduanya terkadang sama
Dapat menjadi Api yang membara
Dan terkadang menjadi Air yang menyejukkan
Keduanya mempengaruhi isi syaraf otak dan mimpimu
Memenuhi hati dan harapanmu
Keduanya tak dapat terpisahkan
Namun keduanya tak dapat disatukan
Dan aku disini berdiri dalam kedua hal itu
Dua hal yang tak mungkin dapat disatukan
Dua hal yang tak dapat dipertemukan
Namun keduanya tumbuh dan berkembang
Didalam satu jiwa yang tak semestinya kukenal
Aku membencinya dan aku mencintainya
Dan aku hanya berharap
Dapat menjauh dan melupakannya
Tentang hari ini “Dua Hal yang Tak Mungkin” --- untuk aku jalani
Langganan:
Postingan (Atom)
menanti hujan reda
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
-
Dalam hati yang redup dan gelap Tersembunyi gema malam yang mengajak sinar bebintang Meski kecil sinarnya dan terkadang redup Tertutup ...
-
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...