Mungkin kalian pernah merasakan perihnya patah hati
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan perihnya lubang di hati
Mungkin kalian pernah merasakan sakit hati
Tapi mungkin kalian tak pernah merasakan matinya hati
satu-satu luka yang tergores belum mengering
namun, sudah disiram air keras
satu-satu maaf yang baru terucap
namun, tetap tak mengerti arti maaf
Dimanakah kau letakkan hatimu ?
benarkah jauh diufuk otakmu ?
Tak tahukah engkau jika nafasmu kini
Tak berarti esok tak akan terhenti
Tak sadarkah engkau jika harimu kini
Tak berarti esok kan melihat mentari lagi
Teruslah terus kau ukirkan dan kau goreskan
Hingga terkikis dan semakin meruncingkan hati
Teruslah terus kau hujamkan dan kau hancurkan
Hingga maaf dan sabar terkikis menjadi debu
Namun satu hal yang ku tanam kan dalam jiwaku
Meski hancur menjadi debu
Meski luka semakin meradang
Meski hati semakin membatu
Aku terlalu malas untuk menyalahkan dan membenci orang lain
Memberikan maaf dan sabar tanpa batas
Akan kudobrak semua dinding-dinding pembatas
Meski darah melumuri seluruh jiwa dan raga
Karena aku punya tekad dan keyakinan
Jika maaf dan sabar tanpa batas
write is my style - saat pena terangkat dan tinta mulai mengering akan terukir sandi-sandi bahasa -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
menanti hujan reda
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
-
Dalam hati yang redup dan gelap Tersembunyi gema malam yang mengajak sinar bebintang Meski kecil sinarnya dan terkadang redup Tertutup ...
-
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar