disaat burung-burung enggan berkicau
dan angin mulai lelah berhembus
maka awanpun enggan mengayomi bumi
membiarkannya terpanggang mentari
jiwa-jiwa yang mati
disusul hati yang padam
telah mentakdirkan durhaka
kepada alam dan Sang Pencipta
rasa pongah manusia tak kunjung padam
justru kian terbumbung tinggi
dibuai desiran ombak
dan pantai berpasir putih
raja durhaka kian pongah
hatinya kian menjulang ke angkasa
saat tahta dan harta serta wanita
menggoda dan menggelora kedalam sukmanya
kini bukan hanya jiwa dan hati yang redup
tapi anginpun telah ikut mati dibawa badai
bersama mentari pagi
dibawah kaki bumi
write is my style - saat pena terangkat dan tinta mulai mengering akan terukir sandi-sandi bahasa -
Langganan:
Postingan (Atom)
menanti hujan reda
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
-
Dalam hati yang redup dan gelap Tersembunyi gema malam yang mengajak sinar bebintang Meski kecil sinarnya dan terkadang redup Tertutup ...
-
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...