Minggu, 20 Desember 2015

*Bukan Sekedar Kode Cinta yang tak Pasti*

Negeri ini terlalu pelik, dengan segudang permasalahannya...
Negeri ini terlalu membosankan, bak dongeng sebelum tidur yang ceritanya membuat mata terlelap jenuh, muak...!!

Dari sudut pantai dan desiran ombak, aku tertawa...
*Menertawakan diri sendiri...

Di ujung pulau sulawesi...
Mereka bilang aku bak hero...
Gagah perkasa dari kota dengan segudang ilmu...
Tapi itu Tidak benar, sungguh TIDAK...
Aku hanya si kerdil ilmu yang bahkan tak tahu bagaimana mencintai negeri ku sendiri...

Dahulu...
Mata ini terlalu buta dan bodoh...
Acap kali diri ini membanding - bandingkan ke elokan negeri sendiri dengan hebatnya negeri orang lain...
Dan terus meratapi kebobrokan negeri ini...

Namun, dalam kesunyian di ujung pulau ini...
Aku terdiam...
Menikmati keindahan pesona alam...

Betapa naif dan bodoh diri ini...
Negeriku yang elok nan indah bak surga...
Surga yang aduhai tiada duanya...
Maafkan diri ini yang acap kali pesimis dan lemah...

Duuuh Gusti...
Maafkan diri ini...

Disini, diujung negeri mataku terbelalak dengan segudang permasalahan negeri...
Semakin terbuka pikiran dan mata hati dengan berbagai kesulitan negeri...

Aku terdiam dalam renungan pengharapan..
Alih-alih memikirkan solusi...

Disini... di ujung pulau negeri...
Pikiranku jauh melayang, berangan-angan...
Mensejahterakan pulau ini dengan alam yang dimiliki ...
Meski sekali lagi hanya sebuah angan-angan...

Disini mataku semakin terbuka lebar...
Teringat petuah sang guru yang agung...
"Jika kau ingin tahu negerimu, jangan kau acuhkan negeri mu, tapi dekati negerimu... Menyelami negeri sendiri dengan peliknya permasalahan negeri sendiri... Disitulah kau akan mengerti...
Bagaimana dan akan kau bawa kemana negeri ini... Menemukan jati diri negeri sendiri... Jangan sekedar latah mengikuti negeri orang lain"

Disini, aku masih saja terus merenung...
Negeri kita tak sebanding dengan diluar sana...
Negeri kita jauh lebih hebat,  kaya raya dan mempesona...
Namun kita sering lupa, tertipu dan iri...
Pada negeri orang lain...

Bak gajah di pelupuk mata yang tak terlihat, namun semut di seberang lautan begitu nampak ...

Aku semakin malu pada diri sendiri, yang terlihat bodoh di bawah sindiran ombak dan pantai...
Seolah mereka terus berbisik, "hai, kamu anak negeri... butakah hatimu"

Menyelami negeri ini dengan hati membuatku semakin mengerti...
Negeri ini hanya membutuhkan tangan tulus dan hati suci anak negeri yang tak sombong dan angkuh...
Yang mampu memahami dan mencintai negerinya sendiri...
Bukan sekedar cinta basa-basi...
Apalagi sekedar kode cinta yang tak pasti...

*catatan hati anak negeri
20 desember 2015
Pulau binongko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

menanti hujan reda

sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...