Minggu, 30 Oktober 2011

gerimis pagi


saat gerimis menaungi pagi
perlahan tak tentu arah angin
peduli apa pada dingin
hati sudah membeku
mati tertutup salju

bak langit tak beratap
hujan tak bertuan
gerimis tetap mencengkram
dalam alunan riang

bocah riang menari dalam lapar
menggenggam air bak emas
tinta nasib terukir sudah
tanpa asa kian jenuh mengubah nasib
tak ragu terus melangkah
dalam rintik gerimis

biar kelam awan pagi
gerimis kan lunglai dibawa hari
dalam jiwa yang teduh
terjerat sudah dibawah awan

Secerca Istiqomah dan Azzam

Denting waktu tak berhenti mencekam
Merajut tali-tali usang nan hitam
Menguak lampau dalam alunan tabuh
Alkisah hikayat diujung mampang
Dibantai sepi dan tangis
Ditengokpun tak berarti

Kapas-kapas kian bertebaran
Mahligai debu yang kosong
Hanya jeritan qolbu yang menepis
Segala khilaf yang menjulang

Kelak hujan kan reda dari naungan surga
Berganti pelangi yang berkilau warna
Menyingkap awan-awan hitam
Menepis kebusukan dan kemunafikkan

Kelak semua rintik hujan kan berganti
Bingkai embun penyejuk hati
Secerca istiqomah dan azzam
Menyihir busuk-mu
Merona semerbak kasturi


Bulan Redup

duhai malam,,
duhai bintang,,
duhai bulan.....

senyummu nampak kosong dan hilang...
berebut padam dan sunyi...
tak mungkin lagi terobati...

duhai bulan,,
bila kau kembali..
bawa sinarmu kembali...

bulan nan pilu..
merintih sepi dan sunyi..
tak mengerti bila kan kembali..

kosong tanpa angin dan hujan..
gerimis dan mendung kian menghujam..
bulan tak kunjung nampak...

bersembunyi dalam awan..
menyendiri dalam hening..
memaknai hari,,
memaknai hati,,
mencari arti hidup hingga bersiap muncul kembali...

bulan....
dalam lauh mahfudz tertulis..

bulan....
dalam mimpi terilis..

bulan....
bila pulang maka menjelang..
bila senyap maka kan padam...

hilang dan karam...
tak kan berpulang lagi dalam pangkuan,,,

Minggu, 23 Oktober 2011

Terbungkam

Saat mata terbungkam
Dan jiwa terbelenggu asa
Akankah hitam kembali redup
Atau putih menyongsong

Bukankah belalai kian menapaki
Menyusuri langit biru
Mencari setitik zam-zam
Dan mengitari bumi

Maka bergetar seluruh jiwanya
Saat terbangun
Dalam pinta
syurga


aulia sinaro
3 agustus 2011


Pertemuan panjang

Boleh kah aku menangis ya ALLOH
Dalam sebuah kerinduan
Menanti pertemuan

Merindukan bulan purnama
Merindukan bintang bertebaran diangkasa
Mencintai MU dengan mengagumi ciptaan MU


Apabila sebuah pertemuan ini begitu panjang
Ku berharap tak pernah letih tuk meniti
Bila hatipun terkadang bergejolak
Kuharap semuanya kan Kau ampuni

Pertemuan panjang
Saat gelap tersingkap
Dan senyum bertebar dalam hati



30 september 2011
(* med milad Mom … semoga kelak di akhirat kita dapat bersua dalam ukhuwah …

Pergantian Diri

Mereka bilang aku terlalu banyak bicara
Kini ku hanya banyak terdiam
Mereka bilang aku banyak tersenyum
Kini ku mulai tuk tertegun

Berganti dari hari ke hari
Menaati suara negeri
Atau alih-alih ingin di puji
Bukankah begini lebih baik

Damainya jiwa saat kau tertawa
Teguhnya jiwa saat pribadi tak terusik
Perlu berapa negeri kau jejaki
Hingga kau mengerti arti hidup ini

Begitukah caramu merubah diri
Menghalau satu persatu keresahan
Menyingkirkan kegelisahan
Dalam setiap malam


Perahu Mati

Perahu-perahu mati
Bertopeng tuk berlayar
Membentang lautan senopati
Terperangkap badai samudra

Perahu-perahu tak berlayar
Mengharap menapaki pulau-pulau negeri
Tak sudi angin berhebus
Dalam perahu kerdil terpasung

Aulia sinaro
15-1-2011


Penjaja Tuts

Kaki-kaki panjang membelenggu
Hitam menghampiri malam
Resah dalam langkah
Sedetik mimpi merubah asa


Kokoh dalam permainan tuts
Kecil dan nyaring terdengar
Elok setiap alunan
Memesona bagi ruang hampa

Tak kan kembali setiap nada
Hilang dan berganti
Berhembus dan pergi
Lalu kemudian mati

                                                                                                19-09-2011
                                                                                                Aulia Sinaro


Penantian

Termangu dan terdiam
Dalam angan dan harapan
Tak berani menatap, bukan karena tak saggup
Tak berani berucap, bukan berarti tak mampu

Jeritan hati yang memikul sesak dada
Tak sanggup jua tuk diungkap
Dosa dalam mimpi
Terbayang setiap langkah

Bukan saatnya
Bukan waktunya
Hanya mampu menunggu
Dalam penantian …
Penantian panjang …
Hingga asa menjemput …
Begitu hakikinya …
Kelopak bunga ditaman …

Aulia sinaro
6 agustus 2011


Mawar Sepi

Duhai mawar yang gemulai
Kian rapuh dan tertunduk
Lunglai menapaki hari
Sikumbang tak kunjung datang
Membawa madu bersama sari

Terperanjak dari tangkai
Tertepis angin sunyi
Merendah tak berarti

Harum pesonamu menampar angin
Elok paras mahkotamu melambai dalam balutan embun
Tangkai nan kokoh menjadi saksi
Keagungan Penciptamu

Mawar yang tertolak
Tetap memikat
Mawar yang terlewat
Tetap menawan

Hanya saja kali ini waktu belum mampu
Menghadiahi sari untumu…
Esok pasti kan terungkap
Terjawab oleh waktu

Aulia sinaro
13-1-2011


Malam sunyi


Entahlah, malam-malam ku semakin pudar
Seperti menghilang tak tentu arah
Diterpa badai
Terombang ambing dalam lautan lepas

Bukannya ku tak mau untuk mengalihkan semua perhatianku
Tapi aku hanya mampu diam membisu
Menjawab pertanyaan dunia ini

Langkah yang semakin kutarik ulur
Sedetik demi detik mencuat
Menggelora hati

 Robbi,,,
Aku kian tak mengerti
Tapi aku harus paham
Robi,,,  aku tetap tersenyum dan menari lepas dalam indahnya
Malam sunyi …

Aulia sinaro
12 april 2010


Pulang


malam berbisik,,
anginpun berbisik,,

mengiringi langkah kaki,,
mendesak hati dan jiwa,,

mengajak ntuk menjauh,,
dan berpulang.....


aulia sinaro
3-11-2010


menanti hujan reda

sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...