Minggu, 27 Desember 2015

Menutup pertemuan hati

Masih terngiang telingaku...
Petuah seorang sahabat
Kala air mata meratapi perpisahan bersama
Sedih dan pilu berderai air mata
Dan mulai mengutuk pertemuan

"Seberapa banyak lagi perpisahan yang akan kita lalui"
Cetusnya padaku dengan wajah tegar tanpa sedikitpun air mata terurai di pipinya

"masih banyak perpisahan - perpisahan selanjutnya yang akan kita lalui didepan"
Kata - katanya kian membuat ku kesal
Pria memang jauh berbeda dari wanita
Tak memiliki perasaan sedih dan pilu
Pikirku di kala itu...

Kini, dipenghujung pulau
Dan di penghujung pertemuan bersama anak - anak pulau
Aku tersadar...

"Berapa banyak perpisahan yang akan kita lalui...?"

Sebanyak kita bertemu, sebanyak itu jualah kita  akan berpisah...
*jawab hatiku

Kehangatan mentari pulau ini, kian menguatkan aku...
Hati ini tak akan gelisah
Hati ini tak akan gundah
Hati ini tak akan sedih

Karena hati ini sudah meyakini
Bukanlah pertemuan yang salah
Bukan jua perpisahan
Tapi proses perjalanan hidup ini, Memang Begini sudah !!!

Di penghujung pengabdian ini
Bukan kado perpisahan, bukan pula tangisan sendu anak - anak pulau yang ku harapkan
Senyuman manis mereka, semangat mereka untuk terus meraih cita-cita itu saja yang ku harapkan
Serta pintaku, semoga kelak di syurga kudengar mereka menyebut - nyebut namaku
Dan berteriak , marimi ibu guru kita berenang di laut 😊

Di syurga ada laut gak ya?
#Ehh 😅

28 desember 2015
Pulau binongko

Minggu, 20 Desember 2015

*Bukan Sekedar Kode Cinta yang tak Pasti*

Negeri ini terlalu pelik, dengan segudang permasalahannya...
Negeri ini terlalu membosankan, bak dongeng sebelum tidur yang ceritanya membuat mata terlelap jenuh, muak...!!

Dari sudut pantai dan desiran ombak, aku tertawa...
*Menertawakan diri sendiri...

Di ujung pulau sulawesi...
Mereka bilang aku bak hero...
Gagah perkasa dari kota dengan segudang ilmu...
Tapi itu Tidak benar, sungguh TIDAK...
Aku hanya si kerdil ilmu yang bahkan tak tahu bagaimana mencintai negeri ku sendiri...

Dahulu...
Mata ini terlalu buta dan bodoh...
Acap kali diri ini membanding - bandingkan ke elokan negeri sendiri dengan hebatnya negeri orang lain...
Dan terus meratapi kebobrokan negeri ini...

Namun, dalam kesunyian di ujung pulau ini...
Aku terdiam...
Menikmati keindahan pesona alam...

Betapa naif dan bodoh diri ini...
Negeriku yang elok nan indah bak surga...
Surga yang aduhai tiada duanya...
Maafkan diri ini yang acap kali pesimis dan lemah...

Duuuh Gusti...
Maafkan diri ini...

Disini, diujung negeri mataku terbelalak dengan segudang permasalahan negeri...
Semakin terbuka pikiran dan mata hati dengan berbagai kesulitan negeri...

Aku terdiam dalam renungan pengharapan..
Alih-alih memikirkan solusi...

Disini... di ujung pulau negeri...
Pikiranku jauh melayang, berangan-angan...
Mensejahterakan pulau ini dengan alam yang dimiliki ...
Meski sekali lagi hanya sebuah angan-angan...

Disini mataku semakin terbuka lebar...
Teringat petuah sang guru yang agung...
"Jika kau ingin tahu negerimu, jangan kau acuhkan negeri mu, tapi dekati negerimu... Menyelami negeri sendiri dengan peliknya permasalahan negeri sendiri... Disitulah kau akan mengerti...
Bagaimana dan akan kau bawa kemana negeri ini... Menemukan jati diri negeri sendiri... Jangan sekedar latah mengikuti negeri orang lain"

Disini, aku masih saja terus merenung...
Negeri kita tak sebanding dengan diluar sana...
Negeri kita jauh lebih hebat,  kaya raya dan mempesona...
Namun kita sering lupa, tertipu dan iri...
Pada negeri orang lain...

Bak gajah di pelupuk mata yang tak terlihat, namun semut di seberang lautan begitu nampak ...

Aku semakin malu pada diri sendiri, yang terlihat bodoh di bawah sindiran ombak dan pantai...
Seolah mereka terus berbisik, "hai, kamu anak negeri... butakah hatimu"

Menyelami negeri ini dengan hati membuatku semakin mengerti...
Negeri ini hanya membutuhkan tangan tulus dan hati suci anak negeri yang tak sombong dan angkuh...
Yang mampu memahami dan mencintai negerinya sendiri...
Bukan sekedar cinta basa-basi...
Apalagi sekedar kode cinta yang tak pasti...

*catatan hati anak negeri
20 desember 2015
Pulau binongko

menanti hujan reda

sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...