hari ini tak seperti biasanya
air irigasi itu sangat teduh mengalir
bulan bersinar terang
tak tampak awan hitam
angin malam berhembus
sesekali ia menyapa awan
mengajak berpadu dalam malam
aku tak bisa mengadu pada alam
terdiam tanpa bahasa
tak bisa ku ungkap rasa
tak tahu bagaimana harus berbagi
hari ini...
aku bahkan tak mengerti
siapa dan kemana diriku ini...
write is my style - saat pena terangkat dan tinta mulai mengering akan terukir sandi-sandi bahasa -
Jumat, 28 September 2012
Selasa, 18 September 2012
Tangispun Bahagia
Saat melangkah dengan senyum itu benar
Saat melangkah dengan tangis itupun juga benar
Saat semua terasa baik dihatimu
Itupun juga benar
Saat kau merasa teduh dan tenang
Itulah harapan dan mimpimu
Saat kau bisa melepas senyum riang
Itulah angan jiwamu
Saat kau menangis karena senyuman
Itulah dirimu
Pencarianmu...
Terkadang berakhir dengan senyum
Namun terkadang juga berakhir dengan tangis...
Tangis bahagis...
Saat melangkah dengan tangis itupun juga benar
Saat semua terasa baik dihatimu
Itupun juga benar
Saat kau merasa teduh dan tenang
Itulah harapan dan mimpimu
Saat kau bisa melepas senyum riang
Itulah angan jiwamu
Saat kau menangis karena senyuman
Itulah dirimu
Pencarianmu...
Terkadang berakhir dengan senyum
Namun terkadang juga berakhir dengan tangis...
Tangis bahagis...
Senin, 17 September 2012
Bintang itu... Tetap Bersinar...
Dalam hati yang redup dan gelap
Tersembunyi gema malam
yang mengajak sinar bebintang
Meski kecil sinarnya
dan terkadang redup
Tertutup awan hitam
Ia tetap bersinar
Setiap musim
Menerangi malam
Malam yag dingin dan sepi
Terkadang gerimis menghinggapi
Bintang itu tetap bersinar
dalam dirinya untuk malam
Sinarnya untuk terangi alam
Dalam secerca sinar itu
ia tetap berusaha bersinar
Memberontakkan sinarnya dari diri
Tanpa diliputi takut awan malam
Iapun tak takut sinarnya tertandingi
pada bulan yang bersinar terang
Bintang itu tetap bersinar
Untuk dirinya, malam dan alam
Tersembunyi gema malam
yang mengajak sinar bebintang
Meski kecil sinarnya
dan terkadang redup
Tertutup awan hitam
Ia tetap bersinar
Setiap musim
Menerangi malam
Malam yag dingin dan sepi
Terkadang gerimis menghinggapi
Bintang itu tetap bersinar
dalam dirinya untuk malam
Sinarnya untuk terangi alam
Dalam secerca sinar itu
ia tetap berusaha bersinar
Memberontakkan sinarnya dari diri
Tanpa diliputi takut awan malam
Iapun tak takut sinarnya tertandingi
pada bulan yang bersinar terang
Bintang itu tetap bersinar
Untuk dirinya, malam dan alam
Saat Lentera Padam
Setitik nila tak akan buatmu hancur
Mendung nan kelamnya awan,,,
Tak akan buatmu basah
Redupnya lilin dalam malam,,,
Masih akan diterangi oleh bulan
Tak ada asa yang mati
Saat lentera padam
Masih banyak sinar di hati
Jika kau mau menyalakannya sahabat
Meski rembulan tak kunjung datang
Masih ada sinar bebintang
Meski bintang tak jua bersinar
Masih ada lentera dihatimu
yang akan terus menyala
menyinari ruang hatimu
tuk menerangi mimpi-mimpmu
Fighting !!!
Jumat, 14 September 2012
bukit-bukit permadani
berjajar rapi mengitari sungai jernih nan suci
sesekali derasnya aliran sungai meraung
memecah kesunyian alam
pohon cemara tersusun rapi diantar ilalang
bukit itu nampak jelas menggelora dan mempesona
saat malam tiba...
bunga sedap malam selalu menyengat
dari hidung hinggaa bulu kuduk
bahkan hatipun akan tergetar
oleh harumnya yang maha dahsyat
perlahan-lahan bukit itu semakin sunyi
gelap bagai dirundung duka
bukan karena tak berharga
hanya saja tak ada tangan-tangan yang mau menyapa
bukit-bukit permadani itu...
malang bagai ilalang yang membisu
berharap esok kan tiba
tangan dan hati yang suci
yang mampu menyentuhnya
meski tertatih dan penuh harap
bukit itu tetap menggelora
sesekali derasnya aliran sungai meraung
memecah kesunyian alam
pohon cemara tersusun rapi diantar ilalang
bukit itu nampak jelas menggelora dan mempesona
saat malam tiba...
bunga sedap malam selalu menyengat
dari hidung hinggaa bulu kuduk
bahkan hatipun akan tergetar
oleh harumnya yang maha dahsyat
perlahan-lahan bukit itu semakin sunyi
gelap bagai dirundung duka
bukan karena tak berharga
hanya saja tak ada tangan-tangan yang mau menyapa
bukit-bukit permadani itu...
malang bagai ilalang yang membisu
berharap esok kan tiba
tangan dan hati yang suci
yang mampu menyentuhnya
meski tertatih dan penuh harap
bukit itu tetap menggelora
bunga-bunga teratai
bunga itu indah dan berpilin
berjajar dan berwarna-warni
diatas payau yang kumuh
namun elok dipandang
harumnya mempesona
meski sekejap tak diketahui
betapa rapuhnya bunga itu
bertahan di hamparan air yang kotor dan kumuh
bersabar hingga mekar
berjuang demi mahkota
tak peduli jika nanti arus kan tiba
menggelora dan menerjangnya
bunga-bunga teratai itu
semakin mempesona
dikala mekar diatas air
bercermin akan kecantikannya
menggoda seisi payau yang kumuh
yang dulu mengejek dan mencacinya
kini... teratai itu tersenyum lega...
dan bersyukur pada Sang Pencipta...
dalam mekarnya teratai-teratai suci...
berjajar dan berwarna-warni
diatas payau yang kumuh
namun elok dipandang
harumnya mempesona
meski sekejap tak diketahui
betapa rapuhnya bunga itu
bertahan di hamparan air yang kotor dan kumuh
bersabar hingga mekar
berjuang demi mahkota
tak peduli jika nanti arus kan tiba
menggelora dan menerjangnya
bunga-bunga teratai itu
semakin mempesona
dikala mekar diatas air
bercermin akan kecantikannya
menggoda seisi payau yang kumuh
yang dulu mengejek dan mencacinya
kini... teratai itu tersenyum lega...
dan bersyukur pada Sang Pencipta...
dalam mekarnya teratai-teratai suci...
Langganan:
Postingan (Atom)
menanti hujan reda
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
-
Dalam hati yang redup dan gelap Tersembunyi gema malam yang mengajak sinar bebintang Meski kecil sinarnya dan terkadang redup Tertutup ...
-
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...