berjajar rapi mengitari sungai jernih nan suci
sesekali derasnya aliran sungai meraung
memecah kesunyian alam
pohon cemara tersusun rapi diantar ilalang
bukit itu nampak jelas menggelora dan mempesona
saat malam tiba...
bunga sedap malam selalu menyengat
dari hidung hinggaa bulu kuduk
bahkan hatipun akan tergetar
oleh harumnya yang maha dahsyat
perlahan-lahan bukit itu semakin sunyi
gelap bagai dirundung duka
bukan karena tak berharga
hanya saja tak ada tangan-tangan yang mau menyapa
bukit-bukit permadani itu...
malang bagai ilalang yang membisu
berharap esok kan tiba
tangan dan hati yang suci
yang mampu menyentuhnya
meski tertatih dan penuh harap
bukit itu tetap menggelora
write is my style - saat pena terangkat dan tinta mulai mengering akan terukir sandi-sandi bahasa -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
menanti hujan reda
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
-
Dalam hati yang redup dan gelap Tersembunyi gema malam yang mengajak sinar bebintang Meski kecil sinarnya dan terkadang redup Tertutup ...
-
sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar