Jumat, 14 September 2012

bukit-bukit permadani

berjajar rapi mengitari sungai jernih nan suci
sesekali derasnya aliran sungai meraung
memecah kesunyian alam
pohon cemara tersusun rapi diantar ilalang
bukit itu nampak jelas menggelora dan mempesona

saat malam tiba...
bunga sedap malam selalu menyengat
dari hidung hinggaa bulu kuduk
bahkan hatipun akan tergetar
oleh harumnya yang maha dahsyat

perlahan-lahan bukit itu semakin sunyi
gelap bagai dirundung duka
bukan karena tak berharga
hanya saja tak ada tangan-tangan yang mau menyapa

bukit-bukit permadani itu...
malang bagai ilalang yang membisu
berharap esok kan tiba
tangan dan hati yang suci
yang mampu menyentuhnya
meski tertatih dan penuh harap
bukit itu tetap menggelora



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

menanti hujan reda

sisa gerimis masih lekat didahan debu di dedaunan sudah sirna dirampas tetesan air hujan langit kelabu pun bernyiur menjadi biru b...