Bulan tak bersuara dalam sinisnya
Mentaripun tertunduk malu
Menyembunyikan sinar kecemburuan
Bebintang tak sudi lagi menampakkan gemilangnya
Lakaran minda menyalakan kehangatan mentari
Menghiasi malam sunyi
Menggantikan kerlipnya bebintang
Mempesona seluruh jagat alam
Hembusan angin malam menjadi saksi
Keluarga syurga kian menanti
Duhai firdaus yang menyingsing
Kian menapaki jejak sujud hening malam
Tunduk keikhlasan berbuih kedamaian
Sejuk bertebaran dalam rona syurga
Lantunan ayat-ayat suci menyinari qolbu
Menyingkap kelam membuka buih putih
Duhai lakaran minda
Tak letih kau berbakti
Rela mengabdi dan menghormati
Duhai mutiara, tundukmu pada pemimpinmu
Duhai sinar, letihmu tak jua kau bawa pulang
Duhai bocah, tumbuhmu guna baktimu
Mutiara, rona indahanmu tak jua lekang
Sinar, kau tak jua lelah dan redup menyinari
Aku, bocah ingusan hanya siap ‘tuk berbakti
Mengabdi, meluruhkan letihmu
Moga berhibah harum kasturi
Duhai mutiara, Senyuman manis setia kau bagi
Duhai sinar, Tunduk keta’atan semerbak dalam bilik ranah
Firdauspun benar-benar tak sabar menanti
Lakaran minda menyongsong alam
Menyuarakan semesta, ‘tuk senantiasa bertasbih pada pencipta-NYA
Padang, 7 maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar